Jelajahnusantara.co.id|Nama Ambon balik lagi bikin bulu kuduk berdiri. Peristiwa di Hunut, Maluku mungkin terlihat kecil, tapi sesungguhnya ini alarm bahaya yang bisa nyeret Maluku kembali ke masa kelam kalau hukum masih tumpul dan aparat cuek.
Fredi Moses Ulemlem tegas kasih peringatan: “Jangan tunggu darah tumpah baru aparat turun. Kalau rasa keadilan nggak ditegakkan, percikan kecil bisa ledakkan konflik besar.”
Luka Lama Ambon yang Masih Basah
Kalau flashback sedikit, Ambon pernah jadi salah satu tragedi paling kelam di Indonesia. Tahun 1999–2002, konflik komunal pecah—agama, suku, kepentingan politik campur aduk. Hasilnya?
Ribuan orang tewas, Ratusan ribu jadi pengungsi, Kota Ambon dan desa-desa sekitar hangus terbakar. Luka batin yang sampai sekarang masih membekas
Itu bukan film dokumenter, itu kenyataan yang pernah dialami Ambon. Dan luka itu sebenarnya belum benar-benar sembuh.
Kalau Hukum Lemah, Bom Waktu Aktif Lagi
Masalah di Hunut jadi bukti bahwa penegakan hukum di Indonesia, khususnya di Maluku, masih punya PR besar: profesionalisme aparat, integritas, dan kepercayaan publik. Kalau masyarakat udah nggak percaya sama polisi dan hukum, biasanya mereka pilih main hakim sendiri.
Dan kita semua tahu, di Maluku, “main hakim sendiri” bukan sekadar ribut kecil—itu bisa jadi perang terbuka. Ego Jadi Api, Sadar Diri Jadi Air.
Fredi juga wanti-wanti soal mentalitas warga yang suka cari aman sendiri, nggak mau disalahkan tapi maunya benar sendiri.
“Kalau mental masih begitu, itu sama aja bensin buat api. Kita harus belajar sadar diri dan evaluasi diri, biar masalah bisa kelar tanpa harus ada darah lagi.”
Polisi Wajib Jadi Pemadam, Bukan Penonton
Pesan terakhir: semua masalah harus masuk jalur hukum. Tapi ini berarti Polda Maluku harus kerja profesional, transparan, dan adil. Prinsipnya jelas: “Due Process of Law”—proses hukum yang fair, bukan sekadar formalitas.
Karena kalau polisi cuma jadi penonton, percayalah: Api kecil di Hunut bisa jadi kebakaran besar di Ambon, Ambon bisa menular ke Maluku.
Maluku bisa bikin Indonesia menyesal lagi,Intinya:
Hunut bukan sekadar peristiwa lokal. Ini alarm keras. Kalau nggak ada evaluasi serius, Ambon bisa berdarah lagi, Maluku bisa hancur lagi, dan sejarah kelam bisa terulang. (Redaksi).