Jelajahnusantara.co.id|Jakarta – Gelombang massa aksi kembali mengguncang kawasan Gedung DPR RI siang ini 28 Agustus 2025. Ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat tampak bergerak melalui pintu belakang gedung parlemen, membawa bendera, poster, dan meneriakkan tuntutan perubahan.
Aparat keamanan terlihat memperketat barisan untuk menghadang laju massa, sementara sebagian peserta aksi mewarnai suasana dengan flare berasap kuning dan merah. Jalan-jalan sekitar Senayan sempat lumpuh akibat padatnya arus demonstran.
Dari percakapan yang beredar di kalangan aktivis, aksi kali ini disebut sebagai “embrio 98 jilid II” yang sedang berproses. Beberapa pihak bahkan menyinggung bahwa laporan intelijen kepada negara dinilai tidak utuh, sehingga penanganan demonstrasi terkesan tidak komprehensif, baik di pusat maupun di daerah.
Situasi ini juga berdampak langsung terhadap aktivitas di DPR RI. Seluruh pegawai dilaporkan menjalani sistem work from home (WFH) sebagai langkah antisipasi darurat.
Di kalangan pengamat politik, aksi besar ini dibaca sebagai sinyal bahwa lembaga negara sedang mengalami perpecahan faksi. Ada dugaan, kelompok politik tertentu bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatnya eskalasi sipil, sementara rakyat kecil hanya menjadi korban keadaan.
Dalam diskusi publik yang tersebar di berbagai kanal komunikasi, muncul pula sentimen lebih keras: menyerukan perlunya “revolusi” melawan kapitalis birokrat dan teknokrat yang selama ini dianggap menikmati situasi, meski negara tengah terpuruk oleh krisis moral, kerusakan lingkungan, BUMN yang merugi, hingga praktik korupsi yang kian terbuka.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berupaya menahan massa di sekitar pintu belakang DPR RI. Sementara itu, tensi politik nasional diprediksi akan terus meningkat, seiring munculnya spekulasi bahwa situasi ini dapat menjadi pemicu eskalasi sipil yang lebih luas.(JNAS).









