Jelajahnusantara.co.id| Semarang – Peta politik Jawa Tengah kembali berguncang. Pinka Hapriani, kader perempuan PDI Perjuangan, mencatat dukungan mayoritas yang mengesankan dalam bursa Calon Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Dari 576 Pengurus Anak Cabang (PAC) yang ada, 496 di antaranya setara 86,11% menyatakan dukungan penuh.
Soliditas ini bukan sekadar angka teknis, melainkan penanda menguatnya barisan akar rumput yang mendamba pembaruan di tubuh partai.
Fredi Moses Ulemlem, salah satu pengurus DPP Taruna Merah Putih, menegaskan bahwa dukungan masif kepada Pinka adalah ekspresi politik kaum bawah yang bosan dengan oligarki lama.
“Pinka Hapriani mewakili semangat generasi baru, yang berani membongkar kebekuan dan menghidupkan kembali nafas kerakyatan partai. Dukungan 496 PAC adalah suara nyata yang menolak stagnasi,” ujar Fredi kepada wartawan, Selasa (17/9).
Menurutnya, gerakan ini tak bisa dipandang sebagai ritual internal belaka. “Inilah momentum politik yang harus dibaca serius. Jawa Tengah bukan hanya kandang banteng, tetapi juga kawah candradimuka perlawanan terhadap politik uang dan politik warisan. Pinka menjadi simbol perlawanan itu,” tegas Fredi.
Slogan yang digaungkan, “Ojo Pedhot Oyot!”, menambah nuansa perlawanan. Pesan ini bukan hanya untuk konsolidasi kader, melainkan juga sinyal agar partai kembali berpijak pada rakyat, bukan elite semata.
Dengan konstelasi ini, jalan Pinka menuju kursi Ketua DPD Jateng kian terbuka lebar. Namun, lebih dari sekadar jabatan, kemenangan ini bisa menjadi titik balik bagaimana PDI Perjuangan membangun kekuatan organik dari bawah, tanpa harus tunduk pada narasi elitis di atas.(sang)









