tours
WhatsApp Image 2025-07-16 at 11.57.32_1087950a
previous arrow
next arrow

“Perbankan, Peternak, dan Pedagang Telur Kompak Dukung RAPBN 2026”

_APBN 2026 Dukung Indonesia Tangguh, Mandiri, dan Sejahtera_

Jelajahnusantara.co.id| Jakarta, – Presiden RI Prabowo Subianto telah menyampaikan Pidato Pengantar RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR RI. RAPBN pertama pada masa pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini dirancang untuk mewujudkan amanat konstitusi menuju Indonesia bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Usai penyampaian pidato, Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajaran menteri terkait—antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Mendiktisaintek Brian Yulianto, dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti—menggelar konferensi pers untuk menjelaskan postur RAPBN 2026.

8 Program Prioritas APBN 2026

Sebagaimana ditegaskan Presiden Prabowo, APBN 2026 akan menjadi instrumen utama untuk mewujudkan Asta Cita, melalui delapan program prioritas:

1. Ketahanan Pangan;

2. Ketahanan Energi;

3. Makan Bergizi Gratis;

4. Program Pendidikan;

5. Program Kesehatan;

6. Pembangunan Desa, Koperasi, dan UMKM;

7. Pertahanan Semesta;

8. Akselerasi Investasi dan Perdagangan Global.

Postur RAPBN 2026

Pendapatan Negara: Rp3.147,7 triliun

Belanja Negara: Rp3.786,5 triliun

Defisit: 2,48% terhadap PDB

Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 sebesar 5,4% yoy, inflasi 2,5% yoy, suku bunga SBN 10 tahun di level 6,9% yoy, serta nilai tukar rupiah sekitar Rp16.500 per dolar AS.

Kinerja ekonomi Indonesia pada paruh pertama 2025 yang tetap solid—pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,12% yoy dan inflasi terkendali 2,4% yoy—dijadikan modal penting untuk melanjutkan agenda pembangunan nasional.

Dukungan dan Masukan dari Masyarakat

Krisna, pegawai salah satu bank BUMN di Bandung, Jawa Barat, menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan sektor keuangan:

“Kami di perbankan nasional mendukung penuh RAPBN 2026. Fokus pada UMKM, desa, dan ketahanan pangan akan membuka ruang pembiayaan produktif. Tantangannya adalah memastikan akses kredit benar-benar mudah dijangkau oleh pelaku usaha kecil, sehingga dampak APBN dapat dirasakan lebih luas.”

Dari sektor riil, Yasin, peternak ayam petelur asal Surowadang, Blitar, Jawa Timur, menilai program makan bergizi gratis akan berdampak positif pada usaha peternakan rakyat.

“Kalau pemerintah konsisten dengan program makan bergizi gratis, permintaan telur pasti naik. Ini kesempatan bagi peternak kecil untuk berkembang. Kami berharap juga ada dukungan pakan yang lebih murah agar produksi lebih efisien,” ungkap Yasin.

Sementara itu, Hendri, pedagang telur di Jakarta, menyoroti perlunya stabilisasi harga di tingkat pedagang.

“Kebijakan APBN 2026 sangat baik, tapi yang terpenting harga telur jangan sampai anjlok di pasar. Kalau konsumsi naik, kami senang. Tapi pemerintah juga perlu mengawasi distribusi agar pedagang kecil tidak dirugikan oleh spekulan,” katanya.

APBN Responsif dan Adaptif

Pemerintah menegaskan, APBN 2026 tetap dirancang adaptif dan responsif terhadap dinamika global, termasuk potensi perlambatan ekonomi dunia, volatilitas pasar keuangan, serta tantangan geopolitik.

Dengan desain yang kuat serta dukungan penuh dari sektor keuangan, peternak, hingga pedagang, APBN 2026 diharapkan mampu memperkuat fondasi menuju Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera. (JNAS).

Penulis: JNASEditor: JNAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *