tours
previous arrow
next arrow
Daerah  

Reses DPRD Jatim, Ony Setiawan Dicurhati Masyarakat Terkait Hama, Pupuk, Ekonomi dan Pariwisata

Tuban – jelajahnusantara.co.id

Anggota DPRD Jatim, Ony Setiawan mendapat keluhan dari petani mulai dari masalah hama sampai pupuk serta pemanfaatan lahan bengawan solo sampai pemberdayaan ekonomi ibu-ibu istri petani.

Hal ini tampak dari aduan mereka saat anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bojonegoro-Tuban ini menggelar reses menyerap aspirasi masyarakat di beberapa titik wilayah Bojonegoro dan Tuban.

Di desa Sumberjo Kecamatan Malo serta desa Mojosari Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro yang sebagian besar masyarakatnya petani, misalnya kata Ony, sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Mereka meminta Pemprov untuk membantu penanggulangan hama tikus yang sedang terjadi di daerah mereka.

“Hama Tikus menjadi permasalahan petani saat ini. Mereka meminta negara hadir untuk membantu mengatasi hama tikus, yang sangat mengganggu pertanian mereka,” ujarnya, Jumat (21/11/2/).

Selain itu masih di sektor pertanian mereka kata Ony juga meminta agar diberi bantuan pupuk SP 36 untuk proses tanam, agar tanah menjadi gembur dan meningkatkan hasil produksi. Pasalnya lanjut Ony pupuk SP 36 tidak masuk dalam pupuk yang mendapatkan subsidi dari Pemerintah.

Petani meminta agar pupuk SP 36 harus menjadi bagian dari pupuk yang bersubsidi. Dengan harga yang mahal membuat mereka cukup berat untuk membeli pupuk ini.

“Ini akan kita suarakan di DPRD. Sebab keberadaan pupuk SP 36 sangat di perlukan petani. Dan bila ini masuk dalam pupuk bersubsidi akan membuat lahan mereka semakin subur dan hasil pertian akan lebih maksimal. Dan ini cocok untuk tanah tegalan,” jelasnya.

“Selain itu bantuan alat pertanian untuk meningkatkan hasil produksi dan mengurangi kesulitan tenaga kerja saat musim tanam. juga sangat di butuhkan,” lanjutnya.

Dalam resesnya anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim ini, juga mendapatkan keluhan masyarakat yang ada di sekitar sungai Bengawan Solo, yang  memanfaatkan tanah sekitar sungai Bengawan Solo untuk bertani. Mereka mengeluhkan belum bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Memang ini terbentur aturan pusat. Mereka tidak bisa membeli pupuk bersubsidi karena terbentur lahan yang bukan lahan pribadi. Namun kita akan tetap perjuangkan agar mereka bisa mendapatkan hak akan pupuk bersubsidi,” jelas Ony.

Selain itu, kata Ony ada masyarakat petani hutan yang meminta agar pemerintah bisa membantu pemberdayaan ekonomi ibu-ibu petani pedesaan, terutama dalam hal meningkatkan perekonomian mereka.

“Ini penting karena mereka tidak bisa hanya bergantung dari pertanian. Sehingga untuk menopang perekonomian keluraga maka diperlukan pemasukan lain melalui pemberdayaan potensi ekonomi yang ada, yang dimiliki para ibu ibu petani,” ucapnya.

Selain sektor pertanian dan pemberdayaan ekonomi, Ony juga diminta untuk bisa membantu mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Tuban, terutama di Desa Bejagung yang memiliki situs peninggalan sejarah, pada jaman Majapahit dan para wali.

“Masyarakat berharap desa tersebut dapat dijadikan ikon wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Tuban. Disitu ada makan mbah Bejagung Lor dan Kidul,” pungkasnya. (red-ari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *