Jelajahnusantara.co.id| Semarang – Dinamika politik PDIP Jawa Tengah memasuki babak baru. Dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) PDIP Kebumen, Sabtu (6/9/2025), seluruh 26 PAC kompak menyampaikan dukungan mereka terhadap kandidat Ketua DPD PDIP Jawa Tengah. Dari total 52 usulan nama, Diah Pikatan Orissa Putri Haprani (Pinka), cicit Bung Karno, tampil dominan dengan 25 suara, mengungguli GM Utut Adianto (19 suara), Jenderal (Purn) Andika Perkasa (4 suara), FX Hadi Rudyatmo (3 suara), dan Jamingatun (1 suara).
Menurut pengamat politik dan hukum, Fredi Moses Ulemulem, kemenangan dukungan ini menunjukkan kerinduan kader PDIP terhadap figur trah Sukarno yang memiliki legitimasi historis sekaligus kekuatan simbolik. Namun, dukungan pada Pinka tidak hanya soal garis keturunan. Ia dianggap mewakili arus besar generasi muda yang diperkirakan akan menyumbang sekitar 57% suara dalam Pemilu 2029.
Saat ini, Pinka menjabat sebagai Bendahara Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP), organisasi sayap kepemudaan PDIP. Posisinya strategis mengingat Jawa Tengah bukan hanya lumbung suara PDIP, tetapi juga salah satu provinsi dengan populasi muda terbesar di Indonesia.
Indonesia tengah memasuki fase bonus demografi, di mana mayoritas penduduk berada pada usia produktif. Bagi PDIP Jawa Tengah, peluang ini harus dikelola dengan kepemimpinan yang dekat dengan aspirasi anak muda. Sosok Pinka dipandang sebagai jembatan antara politik ideologis PDIP dan bahasa generasi digital yang lebih progresif, kreatif, dan inovatif.
Dengan latar belakang akademis internasional, pengalaman politik di DPR, serta perhatian pada isu global seperti kesetaraan gender, Pinka dipersepsikan mampu menyerap energi kepemudaan untuk pembangunan Jawa Tengah.
“Mbak Pinka adalah simbol regenerasi dan legitimasi dari trah Bung Karno, Bu Megawati, hingga Mbak Puan. Ia menyuntikkan citra baru sekaligus warisan ideologi ke dalam tubuh PDIP Jateng,” ujar Fredi Moses Ulemulem(8/9).
Kehadiran Pinka di panggung politik Jawa Tengah tidak sekadar persoalan popularitas personal. Menurut Fredi, ia adalah ikon revitalisasi PDIP Jateng: mengikat simbolisme Sukarno dengan energi bonus demografi. Dengan mayoritas suara pemilu mendatang berasal dari Gen Z dan milenial, PDIP membutuhkan figur muda yang bukan hanya dekat dengan rakyat, tetapi juga fasih berbicara dengan generasi digital.
Anak muda Jawa Tengah menjadi motor produktivitas nasional. Jika potensi ini diarahkan secara tepat, ia dapat menjadi kekuatan politik dan sosial untuk mengembalikan dominasi suara PDIP serta mendorong pembangunan dari daerah.
Apabila Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, merestui, Pinka berpeluang menjadi figur sentral yang memadukan warisan ideologi, modernitas, dan kepemimpinan berbasis anak muda. Dengan itu, PDIP Jateng tidak hanya mengokohkan kembali posisinya di provinsi ini, tetapi juga menjadikan Jawa Tengah sebagai motor penting pembangunan nasional menjelang Pemilu 2029.(sang).









