tours
WhatsApp Image 2025-07-16 at 11.57.32_1087950a
previous arrow
next arrow

Royalti “What Next” Bahas Keresahan Pemilik Kafe dan Hotel

Jelajahnusantara.co.id| Jakarta — Talkshow Royalti What Next digelar di Bowl Coffee, Jakarta, pada Jumat (12/9/2025) dengan topik hangat seputar keresahan para pemilik kafe dan hotel dalam memutar lagu di tempat usaha mereka. Isu ini mencuat setelah kasus viral yang menimpa salah satu jaringan kuliner besar, Mie Gacoan, terkait pembayaran royalti musik.

Acara ini menghadirkan narasumber dari kalangan pelaku usaha yaitu Bapak Allan Maulana Yusran (Sekjen PHRI), dari Pencipta lagu dan praktisi hukum Bapak Mario R Siwabessy (PAPPRI), juga dari mantan pelaksana harian LMKN 2022 – 2024 Bapak Djati Rekso Wibowo atau yg sering dipanggil dengan Mas Bowi. Mereka membedah regulasi terkait royalti musik di ruang publik, hak-hak pencipta lagu, hingga kegelisahan pelaku usaha yang merasa terbebani dengan kewajiban pembayaran yang dimoderatori oleh Pakar Kebijakan Publik Bapak Danang Grindrawardana (juga sebagai penyelenggara sekaligus pemilik Bowl Coffee Conection).

Dalam diskusi, banyak peserta yang mengungkapkan keresahan serupa: apakah setiap lagu yang diputar di kafe, restoran, atau hotel otomatis dikenakan royalti, dan bagaimana mekanisme pembayarannya agar adil bagi kedua belah pihak. Narasumber menekankan bahwa musik memang memiliki nilai ekonomi yang harus dihargai, tetapi di sisi lain, mekanisme penarikan royalti perlu transparansi dan kejelasan agar tidak menimbulkan salah paham.

“Musik memang penting bagi atmosfer kafe dan hotel, tapi jangan sampai pengusaha kecil ikut terbebani karena regulasi yang belum jelas. Di sisi lain, pencipta lagu juga harus mendapatkan haknya secara layak,” ujar salah satu pembicara, Bapak Allan Maulana Yusron (Sekjen PHRI).

Suasana talkshow berlangsung hangat dan interaktif, dengan banyak pertanyaan dari audiens. Acara juga diselingi penampilan musik akustik yang membuat diskusi tetap santai dan inspiratif.

Penyelenggara berharap forum seperti Royalti What Next bisa menjadi jembatan komunikasi antara pemilik usaha , pelaku seni dan pelaku umkm sehingga tercipta kesepahaman baru tentang hak cipta musik di ruang publik. “Kami ingin semua pihak bisa duduk bersama, mencari what next yang lebih adil untuk seniman dan juga pelaku usaha,” kata Bapak Danang Girindrawardana.

Dengan hadirnya beragam perspektif, talkshow ini menjadi momentum penting untuk mencari titik temu antara kepentingan kreator musik dan pelaku usaha di Indonesia.

Reporter: ASN.

Penulis: ASNEditor: JNAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *