Jelajahnusantara.co.id| Jakarta, 2 Juni 2025 – Dr., dr. Elly Engelberd Lasut ME memaparkan isi buku “God is Energy”. Ketika berbicara tentang “Rahasia di Balik Penciptaan”, saya mencoba membawa kita semua menembus batas-batas pendekatan konvensional dalam memahami Tuhan, penciptaan, dan eksistensi kita sebagai manusia. Saya ingin mengajak kita menyelami gagasan bahwa “Tuhan – dalam dimensi ilahi-Nya – bukan sekadar pribadi dengan bentuk, tetapi sebuah entitas energi yang kekal”, tidak terbatas, dan menjadi sumber dari segala kehidupan.
Pertanyaan dasarnya: Apakah Tuhan itu energi?
Jawaban saya: Ya, dalam pengertian tertentu. Tuhan adalah energi ilahi yang tak terlihat namun nyata, bekerja dalam segala unsur kehidupan, menyatukan dimensi spiritual dan fisik dalam keselarasan semesta. Ini bukan klaim tanpa dasar. Saya mengkaji ini secara serius dengan pendekatan lintas disiplin: teologi, biologi, fisika kuantum, kosmologi, hingga ekologi spiritual.
Paparan ini pertama kali saya sampaikan dalam sebuah forum akademik yang diselenggarakan oleh Persatuan Sekolah Tinggi Tiologi se-Jawa, disponsori oleh Ikatan Cendekiawan Kristen Indonesia (ICKI), yang juga dihadiri oleh unsur Kementerian Agama Republik Indonesia, termasuk Dirjen Bimas Kristen yang saat itu dijabat oleh seorang tokoh asal Batak.
Reaksi awal? Tentu saja ada keraguan. Mereka tidak langsung menelan mentah-mentah gagasan ini. Tapi pendekatan ilmiah, didukung kajian-kajian ekologi, teologis dan epistemologis, membuat forum itu akhirnya menerima bahwa energi sebagai ekspresi Tuhan bukan sekadar metafora, tapi bisa dibuktikan dalam pengalaman spiritual dan dinamika alam semesta.
Dalam perjalanan panjang pendidikan saya , yang bahkan sudah menempuh lebih dari 14 tahun studi, termasuk studi di Amerika Serikat , saya memperkaya wawasan lintas ilmu. Mulai dari kedokteran hingga kebijakan publik, dari politik hingga filsafat. Di satu momen, saya hadir dalam forum internasional yang dihadiri lebih dari 200 rektor, dosen dan lulusan geologi dari berbagai negara. Waktu itu saya sampaikan dengan tegas: “Saya memang politisi, tapi saya juga ilmuwan. Saya bukan jomblo, saya suami dari sesama Bupati. Kami pasangan kepala daerah, hingga istri saya kini telah berpulang. Tapi saya terus berjalan, membawa pesan tentang Tuhan yang hidup dan bekerja dalam wujud energi yang menggerakkan alam semesta.”
Buku ini bukan sekadar refleksi pribadi, melainkan undangan berpikir dan berefleksi. Dalam era disrupsi teknologi dan krisis spiritual, kita perlu menjembatani antara iman dan ilmu, antara pengakuan religius dan observasi ilmiah. Sebab, di balik penciptaan, terdapat satu kebenaran universal: Energi ilahi yang abadi, bekerja dalam kasih, dalam ciptaan, dan dalam kesadaran umat manusia.
Reporter: JNAS.