Jelajahnusantara.co.id| Jakarta – Haidar Alwi menegaskan, politik yang sehat harus kembali ke akar: rakyat. Nabi di Madinah membangun kekuatan sosial dari solidaritas, bukan oligarki.
Itulah semangat Rakyat Bantu Rakyat yang digulirkan Haidar Alwi Care. Bukan negara yang memberi, tapi rakyat yang saling menopang. Santunan yatim, beras untuk kaum miskin, beasiswa, hingga layanan kesehatan rakyat terus digerakkan.
“Apa arti Maulid kalau tetangga masih kelaparan? Kalau rakyat masih berobat pakai utang? Spirit Nabi itu melawan kemiskinan, bukan menonton rakyat sengsara dari kursi empuk kekuasaan,” tegas Haidar.
Cinta Rasul, Cinta Rakyat
Di ujung pesannya, Haidar menegaskan: Maulid adalah panggilan perlawanan. Jika cinta Rasul tidak diwujudkan dalam keberanian melawan penindasan, maka itu hanya romantisme semu.
“Cinta Rasul itu nyata: berpihak pada rakyat kecil, melawan penguasa zalim, dan membangun solidaritas. Kalau elite lupa, rakyatlah yang harus menghidupkan semangat itu,” pungkas Haidar Alwi.(purple).









